Berawal dari kesulitan
menentukan ongkos naik ojek di tempat baru, Nanang Kuswoyo mendirikan
bisnis O’Jack Taxi Motor. Jasa transportasi ojek pertama di Indonesia
yang menggunakan argometer.
Taksi selalu identik dengan mobil. Jasa
transportasi jenis ini menonjolkan kenyamanan bagi penyewanya.
Bagaimana tidak, dengan mobil yang ber-AC tentu memanjakan penyewanya.
Mereka bisa rileks dan tidak terburu-buru untuk sampai tujuan. Tak perlu
adu urat leher untuk tawar menawar tarif, karena taksi menggunakan
argometer yang dihitung dari jarak tempuh. Jasa taksi berargo ini mudah
ditemui di kota-kota besar di Indonesia.
Akan tetapi, di kota kecil, tak mudah
menemukan taksi. Masyarakat lebih mudah menemukan ojek yang bersedia
mengantarkan sampai tempat tujuan. Hanya saja, untuk menentukan tarif
ojek calon pengguna harus melakukan tawar menawar dengan si tukang ojek.
Nanang Kuswoyo, pria yang hobi travelling ini, sering mengalami hal
ini.
“Karena belum paham rute transportasi
di daerah yang baru dikunjungi, saya pernah dikenai tarif Rp30.000 oleh
tukang ojek. Padahal, jaraknya kurang dari satu kilometer. Karena sudah
malam, terburu-buru, dan tak mengerti standar tarif, saya terpaksa
menyetujuinya,” keluh Nanang, mengenang.
Dari pengalaman itu, Nanang
terinspirasi untuk membangun bisnis ojek berargometer. Cah Yogyakarta
ini mengisahkan untuk mewujudkan bisnis ini ia butuh waktu lebih dari
satu tahun. “Saya harus melakukan survei, melihat pasar, menyusun
business plan, mengurus perizinan, mengumpulkan modal, dan sebagainya,”
kata dia. Hingga akhirnya, pada 9 Desember 2010, di Yogyakarta, Nanang
memperkenalkan O’Jack Taxi Motor, ojek berargo pertama di Indonesia.
Bahkan, Museum Rekor Indonesia (MURI) pun menganugerahi penghargaan
Taksi Motor Pertama yang Dilengkapi Argometer untuk perusahaan milik
Nanang.
Untuk melindungi nama merek O’Jack Taxi
Motor, Nanang buru-buru mendaftarkan O’Jack Taxi Motor sebagai merek
dagang dan sebagai bentuk kekayaan intelektual pada Departemen Hukum dan
Hak Asasi Manusia. Di bawah naungan manajemen CV HokiProject, Nanang
mendaftarkan bisnisnya sebagai perusahaan transportasi yang bergerak di
bidang persewaan motor, baik dengan pengendara (taxi motor) maupun tanpa
pengendara.
Dalam menjalani bisnis ini, Nanang
mengaku sangat didukung oleh keluarga, terutama pasangannya. Selain itu,
Nanang mengaku para karyawan, rekan-rekan satu almamater dari
Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, dan mitra konsultan bisnis amat
membantunya. “Mulai dari ide sampai bisnis mulai beroperasi, mereka amat
mendukung saya,” aku Nanang.
Driver Perempuan
Untuk membedakan O’Jack Taxi Motor
dengan ojek konvensional, Nanang mengecat motor taksinya dengan
kombinasi warna kuning dan hitam. Sementara itu, sang pengendara motor
mengenakan seragam jaket berwarna sama, kuning dan hitam. “Saat ini kami
memiliki 20 armada dan akan terus bertambah. Padahal, pada awalnya,
kami cuma punya tujuh armada,” terang dia.
Untuk perhitungan argometer, O’Jack
Taxi Motor mematok Rp2 per meter. Ini berarti pelanggan yang menggunakan
jasa ojek sejauh satu kilometer akan dipungut biaya Rp2.000. Keunikan
lainnya, selain menggunakan argometer, ojek taksi ini juga dilengkapi
printer mini. Sehingga setiap kali pemakaian jasa paket argo, printout
biaya, tanggal, dan jarak tempuh secara detail bisa langsung diberikan
begitu pelanggan sampai tujuan. “Selama masih di wilayah Yogyakarta, jam
berapa pun pelanggan menghubungi kami, armada O’Jack Taxi Motor akan
siap menjemput ke rumah pelanggan,” kata Nanang, berpromosi. Selain
melayani jasa antar jemput orang, perusahaan ini juga menerima jasa
pengantaran dan pembelian barang di wilayah dalam kota Yogyakarta.
Selain tiga layanan di atas, O’Jack
Taxi juga menyediakan paket sekolah, kantor, dan wisata. “Soal harga,
program paket kami berikan harga khusus. Tarifnya tidak harus sesuai
dengan kilometer yang ditempuh,” kata Nanang. Untuk paket sekolah,
misalnya, pelanggan akan dikenakan Rp199.000 untuk layanan antar jemput
selama enam hari.
Uniknya, O’Jack Taxi Motor juga
mempekerjakan driver perempuan. “Langkah ini kami ambil agar pelanggan
dari kaum Hawa bisa lebih nyaman dengan layanan kami,” tegas pria asal
Jombang ini.
Nanang mengklaim O’Jack Taxi Motor
sudah memiliki belasan ribuan pelanggan. “Per Mei 2011, base camp O’Jack
Taxi di dekat RSUP Dr. Sardjito melayani 2.000 pelanggan,” ungkap dia.
Nanang beralasan, dengan layanan call center dengan nomor yang mudah
diingat konsumen, masyarakat akan banyak menghubungi dan menggunakan
jasa O’Jack Taxi. Selain memiliki nomor call center yang mudah diingat,
Nanang juga melakukan sejumlah promosi, baik offline maupun online.
“Untuk offline kami membuat spanduk, brosur, dan lain-lain. Sedangkan
promosi online kami membuat website dan memiliki akun di Facebook dan
Twitter,” tambah dia.
Tiap satu armada, Nanang mengungkapkan
rata-rata pendapatan hariannya mencapai Rp300.000. Dengan armada yang
dimilikinya saat ini, O’Jack Taxi Motor mampu mencatatkan omzet sekitar
Rp60 juta per bulan. “Pendapatan kami berbeda-beda tiap bulannya. Di
masa ramai, kami sempat mencapai omzet Rp100 juta dalam satu bulan,”
ujarnya.
Mulai Ditiru
Dalam perjalanan bisnisnya, Nanang
mengakui tantangan terbesar yang ia hadapi adalah mengedukasi pasar.
Apalagi, bisnis Nanang merupakan pelopor. “Kami harus mengubah mindset
masyarakat bahwa ojek pun bisa modern. Standarisasi ini perlu proses,”
tegas dia. Dalam kamus Nanang, ojek modern berarti dari sisi tampilan
lebih rapi, dari sisi pelayanan lebih baik dan aman (safety riding),
memiliki call center yang bisa dihubungi 24 jam, dan – ini poin
pentingnya – memiliki standarisasi tarif.
Nanang mengakui ia belum menghadapi
tantangan yang bersifat teknis. Sedangkan masalah operasional, keuangan,
sumber daya manusia, dan pemasaran, kata dia, merupakan tantangan laten
yang dihadapi setiap pengusaha. “Belum lagi tantangan dari kompetitor
dan follower yang mencoba bersaing,” kata dia. Mengenai kompetitor yang
mengikuti bidang bisnisnya, Nanang merasa mereka justru memotivasi
O’Jack Taxi Motor untuk lebih meningkatan pelayanan dan inovasi.
Karena bisnis yang menjanjikan, Nanang
mendapatkan permohonan menawarkan franchise dari beberapa kolega. Ia
mengatakan sudah ada kolega dari Bandung, Surabaya, dan Denpasar yang
mengajukan permohonan kerja sama franchise. “Kami menawarkan kerja sama
kemitraan terlebih dahulu, sebelum menawarkan kerja sama franchise,”
kata alumnus Universitas Brawijawa Malang ini. Ia bermimpi memiliki
jaringan O’Jack Taxi Motor di seluruh Indonesia.
Menurut Nanang, pembelajaran yang bisa
ia ambil dari menjadi seorang entrepreneur adalah keuletan dan
konsistensi. “Menjadi entrepreneur bukan soal modal dan teori kuliah.
Tetapi juga keuletan dan konsistensi di lapangan,” aku dia. Nanang
berkeinginan menjadikan O’Jack Taxi Motor berada di posisi pertama
pilihan masyarakat. “Saya ingin masyarakat yang melihat ojek yang
memakai argometer akan mengingat O’Jack Taxi Motor. Seperti orang
menyebut aqua untuk air mineral,” ujarnya.
ARI WINDYANINGRUM DAN EKO SATRIO WIBOWO
O’Jack Taxi Motor
CV Hoki Project
Jl. Sarjito 11
Yogyakarta
Telp : 0274-700 07 07
E-mail : info@ojacktaximotor.com
www.ojacktaximotor.com
by: Sobat Blogger
(As publish on Majalah DUIT! ed 03/Maret 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atensi Anda, salam sukses